Minggu, 30 Januari 2011

Pengembangan Formulasi Emulsi

Definisi Emulsi


Emulsi adalah suatu sistem dispersi cair-cair minimal terdiri dari 2 fasa yang tidak saling bercampur dan secara termodinamik tidak stabil
 -Fasa internal: fasa terdispersi
    -Fasa eksternal: fasa kontinu (pendispersi)


Emulsifikasi adalah suatu proses pembuatan emulsi, di mana paling sedikit satu fasa cair tidak bercampur terdispersi dalam fasa lain dalam bentuk tetesan dengan diameter dapat mencapai 0.1 µm.

Alasan pengembangan sediaan emulsi
v Untuk memformulasi (menutup rasa dan bau)
    senyawa aktif berupa minyak
v Mendispersikan minyak ke dalam tetesan halus
    sehingga meningkatkan absorpsinya
v Pemberian minyak secara intravena (nutrisi parenteral)

Jenis sediaan emulsi dalam farmasi
vLotion
v Krim
v Tetes (vitamin)
 
Tipe/jenis emulsi
Berdasarkan jenis fasa yang terdispersi atau pendispersinya:
-Emulsi O/W (minyak dalam air)
  -Emulsi W/O (air dalam minyak)
 
Mendeteksi jenis emulsi
v Uji tetesan
Berdasarkan prinsip bahwa tetesan akan bercampur dengan fasa pendispersi. Dilakukan dengan meneteskan air ke dalam emulsi, jika tetesan bercampur maka tetesan akan menyebar menunjukkan bahwa tipe emulsinya o/w
v Uji kelarutan zat warna
Didasarkan pada prinsip bahwa zat warna akan terdispersi secara homogen ke dalam fasa eksternal. Jika zat warna larut dalam air diteteskan ke dalam emulsi dan menyebar/terdifusi, maka tipe emulsinya o/w
v Uji kertas saring
Dilakukan dengan cara meneteskan emulsi di atas kertas saring bersih. Jika tetesan menyebar dengan cepat melalui kertas saring, maka tipe emulsinya o/w
v Uji konduktivitas listrik
Didasarkan pada prinsip bahwa air menghantarkan arus, sedangkan minyak tidak
 

Teori emulsifikasi

 
v Teori tegangan permukaan
      berdasarkan penurunan tegangan permukaan
v Teori Wedge orientasi
     lapisan molekular tunggal dari emulgator menyelimuti tetesan
     fasa internal
v Teori film antar muka
     film dari emulgator mencegah kontak tetesan dan mencegah
     terjadinya koalesensi dari fasa terdispersi

EMULGATOR
Tujuan emulgator adalah untuk meminimalkan penggabungan globul (koalesensi) yang akhirnya menyebabkan pemisahan fasa (demulsifikasi)

Stabilisasi Emulsi
v Emulsi distabilisasi dengan penambahan emulgator.
v Surfaktan sbg Emulgator mempunyai 2 bagian: hidrofilik dan lipofilik
Mekanisme emulgator menstabilkan emulsi:
q teradsorpsi pada antar muka minyak/air untuk memberikan
    perlindungan di sekitar  tetesan yang terdispersi.
q mengurangi tegangan antar permukaan sistem.
q memodulasi muatan permukaan tetesan sehingga mengurangi kontak
    fisik antar tetesan dan menurunkan koalesensi

Stabilitas emulsi bergantung pada sifat emulgator dan film antar muka yang terbentuk di antara 2 fasa.
Film pada antar muka harus bersifat elastis dan cepat terbentuk selama proses emulsifikasi
 
Jenis Emulgator
v Surfactant
    teradsorpsi pada antar muka minyak/air membentuk film
    lapis tunggal, menghasilkan penurunan tegangan antar permukaan
v Koloid hidrofilik
    tipe emulgator ini membentuk film lapis ganda disekeliling partikel
    terdispersi
v Partikel padat terbagi halus
    tipe emulgator ini, partikel halus teradsorpsi pada tetesan (globul)
    dan membentuk film partikel disekeliling tetesan terdispersi
 
Semua emulgator berfungsi sebagai stabiliser emulsi dengan cara pembentukan FILM/lapisan sterik

Syarat emulgator untuk penggunaan farmasi
 
v Stabil
v Tersatukan dengan komponen lain dalam formulasi
v Tidak toksik
v Dapat diterima rasa, bau, dan warnanya
v Tidak mengganggu stabilitas dan efikasi dari bahan aktif


 
HLB
HLB sistem digunakan untuk menentukan karakteristik surfaktan.
HLB rendah menunjukkan sedikitnya jumlah gugus hidrofilik pada surfatktan dan surfaktan tersebut lebih bersifat lipofilik.
Nilai HLB surfaktan bisa terbentang antara 1 – 40.
Emulgator umumnya mempunyai HLB 1-20.
Nilai HLB meningkat dengan semakin meningkatnya hidrofilisitas
 
Minyak juga mempunyai HLB, akan tetapi HLB ini lebih berkenaan kepada pembentukan emulsi o/w atau w/o yang stabil. Emulgator sebaiknya mempunyai nilai HLB sama dengan HLB butuh minyak agar diperoleh stabilisasi emulsi maksimum.

rumus Griffin
30% span (HLB = 4.3) + 70% tween (HLB 15)
HLB = (0.3 x 4.3) + (0.7 x 15) = 11.8

Pembuatan Emulsi farmasi
v Emulsi tidak terjadi secara spontan jika fasa cair
    dicampurkan.
v Untuk membuat emulsi perlu energi untuk memecah salah satu
    fasa cair, menyebabkan peningkatan luas permukaan fasa
    internal
v Energi untuk membuat emulsi: pengadukan, ultrasonik, atau
    panas
 
Emulsi secara umum dibuat dengan manual atau mekanik.
Teknik yang terlibat meliputi:
mortar-stemper (metoda gom basah),
v mixer elektrik,
v homogeniser,
v pengocokan,
v dan sonifikasi
Metode gom basah (wet gum method)
v Menggunakan musilago/gom yang dikembangkan
v Perbandingan minyak:air:emulgator untuk membentu emulsi inti
    (core emulsion) = 3-4:2:1
v Setelah terbentuk emulsi inti, air ditambahkan sedikit demi
    sedikit diikuti dengan pengadukan cepat sampai terbentuk
    emulsi akhir yang sempurna
(bisa dengan menggunakan mortir atau botol)
 
Metode Gom Kering
v Perbandingan minyak:air:emulgator – 4:1
v Gom dicampurkan dalam minyak dan diaduk cepat diikuti dengan
    penambahan air sampai gom terhidrasi sempurna
  =emulsi inti
Seterusnya sama dengan pembuatan emulsi pada cara basah

Cara Panas 
vFasa minyak dan fasa air masing2 dipanaskan terpisah (60 -70C)
v F Biasanya digunakan jika emulgatornya sintetis (tween,span).
vasa internal kemudian ditambahkan ke fasa eksternal, kemudian
    diaduk kuat.
v Pengadukan dilanjutan terus selama proses pendinginan
 
Stabilitas Emulsi
1.Stabilitas fisik
2.Stabilitas kimia (senyawa aktif)
Stabilitas fisik emulsi dapat ditingkatkan dengan 
v Menurunkan ukuran globul dari fasa internal
v Optimalisasi rasio minyak:air
v Meningkatkan viskositas
 
Hukum Stoke's
V = [2 r2(D-d)g]/9h
v = kecepatan sedimentasi
r = jari-jari partikel
g = kecepatan grafitasi
D = bj partikel
d = bj pembawa
h = viskositas pembawa
 

 
Emulsi dikatakan tidak stabil jika:
v Fasa internal cenderung membentuk agregat (globul yang lebih besar)
v Agregat dengan ukuran yang besar berada dipermukaan atau di bagian
    bawah emulsi dan membentuk lapisan konsentrat dari fasa internal
    (creaming)
v Semua atau sebagian fasa internal menjadi tidak teremulsikan pada
    bagian atas/bawah

 
Pemisahan fasa internal dari fasa eksternal disebut BREAKING (irreversible)



 
*terimakasih semoga bermanfaat.. good luck ^^