Polisakarida
Polisakarida adalah polimer dengan beberapa ratus hingga ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida structural. Polisakarida
simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi
sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan organisme.
Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida
ditentukan oleh jumlah monomer gula dan posisi ikatan
glikosidiknya.
Polisakarida
Simpanan
Pati
Pati adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan. Monomer-monomer
glukosa penyusunnya dihubungka dengan
ikatan alfa 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana
adalah amilosa, yang hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan
bentuk pati yang lebih kompleks adalah amilopektin yang merupakan polimer bercabang
dengan ikatan alfa 1-6 pada titik percabangan.
Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam
tubuh hewan. Struktur glikogen mirip dengan
amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen pada sel
hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi
peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi dalam jangka lama.
Dekstran
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa rantai alfa 1-6, yang
memiliki cabang alfa 1-3 dan beberapa memiliki cabnga alfa 1-2 atau alfa 1-4. Plak
di permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri
diketahui kayak akan dekstran. Dekstran juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis.
Polisakarida
Struktural
Selulosa
Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan.
Selulosa adalah senyawa paling
berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun. Ikatan glikosidik selulosa berbeda dengan
pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta.
Kitin
Kitin adalah karbohidrat penyusun eksoskeleton artropoda (serangga, laba-laba, krustase). Kitin terdiri atas monomer glukosa
dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni menyerupai kulit, namun
akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan
pada dinding sel cendawan.
Kitin telah digunakan untuk membuat
benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau
sayatan sembuh.
Polisakarida
merupakan polimer yang disusun oleh rantai monosakarida. Berdasarkan fungsinya
polisakarida dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu polisakarida struktural
dan polisakarida nutrien.
Sebagai
komponen struktural, polisakarida berperan sebagai pembangun dan penyusun
komponen organel sel serta sebagai molekul pendukung intrasel. Polisakarida
yang termasuk golongan ini adalah selulosa(ditemukan dalam dinding sel
tanaman), kitin yang dibangun oleh turunan glukosa yaitu glukosamin
diketemukan pada cangkang udang, kepiting dan lainnya.
Selulosa
sebagai salah satu polisakarida struktural merupakan polimer yang tidak
bercabang, terbentuk dari monomer β-D-glukosa yang terikat bersama-sama dengan
ikatan β (1 → 4) glikosida. Jumlah rantai atau β-D-glukosa beraneka ragam,
untuk beberapa jenis mencapai ribuan unit glukosa. Ikatan β (1→4) glikosida
yang dimiliki selulosa membuatnya lebih cenderung membentuk rantai lurus, hal
ini disebabkan ikatan glikosida yang terbentuk hanya sejenis yaitu β (1→4)
glikosida, perhatikan Gambar 14.15.
Gambar 14.15. Struktur Selulosa
cenderung membentuk rantai lurus
Polisakarida
struktural lainnya seperti glikogen memiliki struktur yang lebih kompleks dan
tersusun atas rantai glukosa homopolimer dan memiliki cabang. Setiap rantai
glukosa berikatan α (1→ 4) dan ikatan silang α (1→ 6) glikosida pembentuk
cabang, dengan adanya cabang bentuk Glikogen menyerupai batang dan ranting
pepohonan seperti ditunjukkan Gambar 14.16.
Gambar 14.16. Rantai glikogen
membentuk cabang
Polisakarida
nutrien merupakan sumber dan cadangan monosakarida. Polisakarida yang termasuk
kelompok ini adalah pati, selulosa dan glikogen. Setiap jenis polisakarida
memiliki jumlah monomer atau monosakarida yang berbeda, demikianpula dengan
ikatan yang menghubungkan setiap monosakarida yang satu dengan yang lainnya,
perhatikan Tabel 14.2.
Tabel 14.2. Polisakarida dengan
monomer dan jenis ikatan glikosidanya.
Pati adalah
polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter beberapa mikron.
Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda, yaitu amilum
dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis pati. Pati
yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung amilopektin sekitar
75 – 80% dan amilum sekitar 20-25%.
Komponen amilum
merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang terdiri dari molekul
D-Glukopiranosa yang berikatan α (1→ 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini
membentuk untaian heliks, seperti tambang perhatikan Gambar 14.17.
Gambar 14.17. Rantai heliks molekul
amilum
Jika kita
mereaksikan amilum dengan Iodium akan menghasilkan warna biru terang. Hal ini
disebabkan terjadinya kompleks koordinasi antar ion Iodida di antara heliks.
Intensitas warna biru akan dihasilkan dari interaksi tersebut dan bergantung
pada kandungan amilum yang terdapat dalam pati. Sehingga teknik ini sering
digunakan untuk menguji keberadaan amilum dalam sebuah sampel. Amilopektin
merupakan polimer yang tersusun atas monomoer D-glukopiranosa yang berikatan α
(1→ 4) glikosida dan juga mengandung ikatan silang α (1→6) glikosida. Adanya
ikatan silang ini menyebabkan molekul amilopektin bercabang- cabang, perhatikan
Gambar 14.18.
Gambar 14.18. Struktur Amilopektin.
Polisakarida
yang banyak digunakan dalam industri makanan adalah agar, alginate,
carragenan dan Carboxymethyl Cellulose (CMC). Agar merupakan
hasil isolasi polisakarida yang terdapat dalam rumput laut dan banyak
dimanfaatkan sebagai media biakan mikroba. Agar juga merupakan bahan
baku/tambahan dalam industri pangan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa sifat
dan kegunaan agar seperti; tidak dapat dicerna, membentuk gel, tahan panas
serta dapat digunakan sebagai emulsifier (pengemulsi) dan stabilizer
(penstabil) adonan yang berbentuk koloid.
Alginat
diperoleh dari ekstraksi alga coklat (Phaeophyceae) dalam kondisi
alkali. Alginat berfungsi sebagai penstabil dan pembentuk gel.
Carrageenan
banyak digunakan untuk menaikkan kekentalan dan menstabilkan emulsi. Sejumlah
0,03 % carrageenan biasanya ditambahkan pada coklat untuk mencegah
pemisahan lemak dan menstabilkan suspensi partikel kakao.
Carboxymethyl
Cellulose (CMC) merupakan hasil modifikasi selulosa dengan menambahkan
gugus karboksi metil, CMC disintesa dari selulosa dengan menambahkan
kloroasetat dalam suasana basa. CMC berfungsi sebagai pengikat dan dipergunakan
untuk memperbaiki tekstur produk-produk seperti : jelly, pasta, keju,
dan ice cream.
Polisakarida
|
Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung
banyak satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis
lengkap dari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum
merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting.
1. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang
banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari
tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak
bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari
1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan
D-glukosa.
Struktur
selulosa
|
Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat
memecahkan ikatan α-glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan
ikatan β-glikosida yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat
mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa
bakteri yang memiliki enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat
menghidrolisis selulosa. Contoh hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah
rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa sering
digunakan dalam pembuatan plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan
peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid).
2. Pati / Amilum
Pati terbentuk lebih dari 500
molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam
umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam air
panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan
amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya.
Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang
dihubungkan dengan ikatan 1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan
glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Struktur
amilosa
|
Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya
bercabang. Rantai utama mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
1,4'-α. Tiap molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan
1,6'-α.
Struktur
amilopektin
|
Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa.
Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa.
Beberapa polisakarida penting bagi tubuh kita di antaranya
adalah amilum (pati), glikogen dan selulosa.
1. Amilum
Pati
merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.
Pati merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa
pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati
berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang). Sebagian
besar pati merupakan amilopektin.
2.
Glikogen
Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan α (1-6).
Polisakarida ini merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan
di hati dan otot sebagai granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.
3.
Selulosa
Selulosa tersusun atas rantai glukosa dengan ikatan β (1-4).
Selulosa lazim disebut sebagai serat dan merupakan polisakarida terbanyak.
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada
sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak
(contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara
khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya
yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi
antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus
disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator
inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis
factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).
Sifat
dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur
karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan
yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut
hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau
benzol.
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa
lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk
sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan
komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk
ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti
pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D,
E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan
demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang
bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh
dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.
Membran
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang melaksanakan
fungsi biologis yang berbeda-beda. Gliserofosfolipid adalah komponen struktural utama
dari membran biologis, misalnya membran plasma selular dan membran organel
intraselular; di dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik memisahkan
komponen intraselular dari lingkungan ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah molekul amfipatik (mengandung wilayah hidrofobik dan hidrofilik) yang mengandung inti gliserol yang
terkait dengan dua "ekor" turunan asam lemak oleh ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu ikatan
ester fosfat. Sementara gliserofosfolipid adalah
komponen utama membran biologis, komponen lipid non-gliserida lainnya seperti sfingomielin dan sterol (terutama kolesterol di dalam membran sel hewani) juga
ditemukan di dalam membran biologis. Di dalam tumbuhan dan alga, galaktosildiasilgliserol,
dan sulfokinovosildiasilgliserol, yang kekurangan gugus fosfat, adalah komponen
penting dari membran kloroplas dan organel yang berhubungan dan merupakan lipid
yang paling melimpah di dalam jaringan fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi,
alga, dan bakteri tertentu.
Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat
tinggi dari keterbiasan ganda yang dapat digunakan untuk
memeriksa derajat keterurutan (atau kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan
teknik seperti interferometri
polarisasi ganda.
Cadangan
energi
Triasilgliserol, tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah
bentuk utama dari cadangan energi di tubuh hewan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk
sintesis dan pemecahan sinambung dari triasilgliserol, dengan pemecahan
terutama dikendalikan oleh aktivasi enzim yang peka-hormon, lipase. Oksidasi lengkap asam lemak memberikan materi yang tinggi
kalori, kira-kira 9 kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g
untuk pemecahan karbohidrat dan protein. Burung pehijrah yang harus terbang
pada jarak jauh tanpa makan menggunakan cadangan energi triasilgliserol untuk
membahanbakari perjalanan mereka.
Pensinyalan
Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka
menunjukkan bahwa pensinyalan lipid adalah bagian penting dari pensinyalan sel. Pensinyalan lipid dapat muncul
melalui aktivasi reseptor protein G
berpasangan
atau reseptor nuklir, dan anggota-anggota beberapa
kategori lipid yang berbeda telah dikenali sebagai molekul-molekul pensinyalan
dan sistem kurir kedua. Semua ini meliputi sfingosina-1-fosfat, sfingolipid yang diturunkan dari
seramida yaitu molekul kurir potensial yang terlibat di dalam pengaturan
pergerakan kalsium, pertumbuhan sel, dan apoptosis; diasilgliserol (DAG) dan fosfatidilinositol fosfat (PIPs), yang terlibat di
dalam aktivasi protein kinase C yang dimediasi kalsium; prostaglandin, yang merupakan satu jenis asam
lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di dalam radang and kekebalan; hormon steroid seperti estrogen, testosteron, dan kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi, metabolisme, dan
tekanan darah; dan oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol
yakni agonis reseptor X hati.
Fungsi
lainnya
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1) – yang merupakan lipid berbasis
isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati, dengan
rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan
metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami oksidasi beta. Poliprenol dan turunan
terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan yang penting, di dalam kasus
ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula fosfat
poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi
ekstra-sitoplasmik, di dalam biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya,
polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam
protein eukariotik N-glikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid
yang mengandung empat rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia
melimpah khususnya pada membran mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini mengaktivasi
enzim-enzim yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif.
Metabolisme
Lemak
yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol,
dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme
lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik
lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.
Biosintesis
Karena
irama laju asupan karbohidrat yang cukup tinggi bagi makhluk
hidup, maka asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh, menjadi energi
maupun disimpan sebagai glikogen. Asupan yang baik terjadi pada saat
energi yang terkandung dalam karbohidrat setara dengan energi yang diperlukan
oleh tubuh, dan sangat sulit untuk menggapai keseimbangan ini. Ketika asupan
karbohidrat menjadi berlebih, maka kelebihan itu akan diubah menjadi lemak.
Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
·
Asupan
karbohidrat, antara lain berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada saluran pencernaan diserap masuk ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah. Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon, yaitu glukagon, insulin dan adrenalin.
·
Insulin
akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada jaringan adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dan gliserol fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP.
o Jaringan adiposit ini yang sering
dikonsumsi kita sebagai lemak.
·
Glukosa
6-fosfat kemudian dikonversi oleh hati dan jaringan otot menjadi glikogen. Proses ini dikenal sebagai glikogenesis, dalam kewenangan insulin.
o Pada saat rasio glukosa dalam plasma
darah turun, hormon glukagon dan adrenalin akan dikeluarkan untuk memulai proses glikogenolisis yang mengubah kembali glikogen
menjadi glukosa.
·
Ketika
tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui proses glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat.
·
Asam
piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA, kemudian menjadi asam sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
o Pada saat otot berkontraksi, asam
piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-KoA, melainkan menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat, proses glukoneogenesis akan berlangsung guna mengkonversi
asam laktat kembali menjadi asam piruvat.
Sementara itu:
·
Misel
akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah
membran intestin.
·
Setelah
melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan
disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan
terkonversi menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah
sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai lemak hasil
proses pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun:
o trigliserida terjadi karena proses
ester di dalam vesikel kilomikron
o lemak yang dihasilkan oleh proses
pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol.
·
Ketika
tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan asam
lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau reaksi Brønsted–Lowry; asam + basa --> garam + air;
dan kebalikannya garam + air --> asam + basa
o Proses ini terjadi di dalam hati dan
disebut lipolisis. Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin disekresi pada proses ini
menuju ke dalam hati, antara lain:
o Lemak di dalam darah yang berlebih
akan disimpan di dalam jaringan adiposa.
·
Lebih
lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian menjadi dihidroksiaketon
fosfat dan masuk
ke dalam proses glikolisis.
·
Sedangkan
asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan proses oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin trifosfat, karbondioksida dan air.
Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak pada
saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang disebut lipogenesis atau sintesis asam lemak. Asam lemak dibuat oleh sintasa asam lemak yang mempolimerisasi dan kemudian
mereduksi satuan-satuan asetil-KoA. Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh
suatu daur reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksinya kembali menjadi gugus alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua
gugus, di dalam hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani
oleh protein tunggal multifungsi, sedangkan di dalam tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja
enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya. Asam lemak dapat diubah menjadi
triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak
jenuh
melibatkan reaksi desaturasa, di mana ikatan ganda diintroduksi
ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA
desaturasa-1
menghasilkan asam
oleat. Asam
lemak tak jenuh ganda-dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh
ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh
karena itu asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan.
Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di dalam asil
lemak-KoA dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan
diasilgliserol.
Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan
modifikasi satuan-satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor
reaktif isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat. Prekursor ini dapat dibuat dengan
cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan mevalonat menghasilkan senyawa ini dari
asetil-KoA, sedangkan pada tumbuhan dan bakteri lintasan non-mevalonat menggunakan piruvat dan gliseraldehida
3-fosfat sebagai
substratnya. Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena aktif ini
adalah biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena
digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk
menjadi sehimpunan cincin untuk membuat lanosterol. Lanosterol kemudian dapat diubah
menjadi steroid, seperti kolesterol dan ergosterol.
Degradasi
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana
asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau di dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Sebagian besar, asam lemak
dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama, tetapi tidak serupa dengan,
kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan berkarbon dua dihilangkan
berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu setelah langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis. Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O menggunakan daur asam sitrat dan rantai pengangkutan
elektron. Energi
yang diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP. Asam
lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk
degradasi.
Gizi
dan kesehatan
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah
berbentuk triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak
makanan adalah penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang
larut di dalam lemak (A, D, E, dan K) dan karotenoid. Manusia dan mamalia lainnya
memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial tertentu,
misalnya asam linoleat (asam lemak omega-6) dan asam alfa-linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena
mereka tidak dapat disintesis dari prekursor sederhana di dalam makanan.
Kedua-dua asam lemak ini memiliki 18 karbon per molekulnya, lemak majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah dan
kedudukan ikatan gandanya. Sebagian besar minyak nabati adalah kaya akan asam linoleat (safflower, bunga matahari, dan jagung). Asam alfa-linolenat ditemukan di dalam daun hijau
tumbuhan, dan di beberapa biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma (khususnya flax, brassica napus, walnut, dan kedelai). Minyak ikan kaya akan asam lemak omega-3
berantai panjang asam eikosapentaenoat dan asam dokosaheksaenoat. Banyak pengkajian telah
menunjukkan manfaat kesehatan yang baik yang berhubungan dengan asupan asam
lemak omega-3 pada perkembangan bayi, kanker, penyakit kardiovaskular (gangguan jantung), dan berbagai
penyakit kejiwaan, seperti depresi, kelainan hiperaktif/kurang memperhatikan,
dan demensia. Sebaliknya, kini dinyatakan bahwa
asupan lemak trans, yaitu yang ada pada minyak nabati yang
dihidrogenasi sebagian,
adalah faktor risiko bagi penyakit jantung.
Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak
yang dikonsumsi berhubungan dengan menaiknya risiko kegemukan and diabetes. Tetapi, pengkajian
lain yang cukup banyak, termasuk Women's Health Initiative Dietary
Modification Trial (Percobaan Modifikasi Makanan Inisiatif Kesehatan
Perempuan), sebuah pengkajian selama delapan tahun terhadap 49.000 perempuan, Nurses'
Health Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan Health Professionals
Follow-up Study (Pengkajian Tindak-lanjut Profesional Kesehatan),
mengungkapkan ketiadaan hubungan itu. Kedua-dua pengkajian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan antara persentase kalori dari lemak dan risiko
kanker, penyakit jantung, atau kelebihan bobot badan. Nutrition Source,
sebuah situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi di Sekolah Kesehatan
Masyarakat Harvard,
mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada dampak lemak makanan: "Sebagian
besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard ini menunjukkan bahwa jumlah
keseluruhan lemak di dalam makanan tidak berhubungan dengan bobot badan atau
penyakit tertentu."
terima kasih infonya.izin copas untuk tugas sekolah.:)
BalasHapus