Rabu, 05 September 2012

Sediaan Injeksi TESTOSTERON PROPIONAT


Sediaan Injeksi
TESTOSTERON PROPIONAT
Nomor Batch : 0505111
Tanggal : 01 Juni 2011
Disusun Oleh
Disetujui Oleh
Risya Widya Pratiwi

Kode Produk
Nama Produk
Volume Produk
Bentuk
Kemasan
Waktu Pengolahan

Testoron
10 mL
Larutan Minyak
Vial
08.30 – 12.00


I.                   MONOGRAFI
a.                 File:Testosterone propionate.pngTestosteroni Propionas / Testosteron Propionat





C22H32O3                                                                                                         BM 344,49
Definisi                       : mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 103,0 % 3-Oxoandrost-4-en-17β-yl propanoate (Bahan Kering). (European Pharmacopeia, 2005. Halm : 2545)
Pemerian                     : Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau dan stabil di udara. (Farmakope IV, halm : 775)
                                    Bubuk putih atau hampir putih atau kristal tak berwarna, praktis tidak larut dalam air, bebas larut dalam 
aseton, dalam alkohol dan dalam metanol, larut dalam minyak lemak. (British Pharmacopeia, 2009)
Kelarutan                    : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam dioksan, dalam eter dan dalam pelarut organic lain, larut dalam minyak nabati. (Farmakope IV, halm : 775)
Titik Leleh                   : 119° - 123° C. (British Pharmacopeia, 2009)
Penggunaan                 :pengobatan hipogonadisme membutuhkan hingga 50 mg dua kali atau 3 kali seminggu.  Untuk perawatan paliatif dari operasi neoplasma payudara 100 sampai 300 mg seminggu diberikan dalam dosis terbagi. Testosteron propionate juga diberikan sebagai tablet bukal pada dosis 5 sampai 20 mg per hari. Dosis 200 mg sehari diberikan untuk operasi payudara neoplasma wanita menopause. Tablet Bukal kadang digunakan untuk pembesaran payudara postpartum dalam dosis 40 mg sehari. (Martindale, 1982. Halm 1438)
Wadah penyimpanan  : dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda, terlindung dari cahaya. (Farmakope IV, halm : 775)
                                    Simpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. (British Pharmacopeia, 2009)
Incompatibilitas          : Dengan alkali dan senyawa oksidator. (Martindale, 1982. Halm 1438)
           

b.                Oleum Arachidis
Minyak kacang adalah minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh pemerasan biji Arachis hypogea L yang telah dimurnikan. (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)

Nama   Nonproprietary            :
British Pharmacopeia              : Arachis oil 
Japanesse Pharmacopeia         : Peanut Oil 
European Pharmacopeia          : Arachidis Oleum Raffinatum 
USPNF                                   : Peanut Oil
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)                          
Nama Sinonim            : Aextreff CT, minyak earthnut, minyak kacang tanah, minyak katchung, minyak kacang. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Pemerian                     : minyak kacang tanah adalah cairan berwarna kuning atau kuning pucat yang memiliki bau dan rasa samar, hampir tidak berasa. Pada sekitar 38°C menjadi berembun, dan pada suhu yang lebih rendah itu sebagian membeku. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Penggunaan                 : Pelumas Kendaraan, Pelarut. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Arachis minyak memiliki sifat serupa dengan minyak zaitun dan digunakan untuk tujuan yang sama. emulsi mengandung minyak Arachis dan dekstrosa telah diberikan dalam infuse intragastric kontinu sebagai bagian dari diet nitrogen bebas. (Martindale, 1982. Halm 695)
Zat pembawa, zat pelarut (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)

Stabilitas                     : Minyak kacang tanah merupakan bahan dasarnya stabil. Namun pemaparan pada udara perlahan-lahan dapat menebal dan dapat menjadi tengik. Pemadatan minyak kacang harus benar-benar meleleh dan dicampur sebelum digunakan.Minyak kacang tanah dapat disterilkan dengan penyaringan aseptik atau dengan panas kering, misalnya, dengan mempertahankan itu pada 150°C selama 1 jam. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Bilangan Iodin            : 85 sampai 105 (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)
Bilangan Asam            : Tidak lebih dari 0,5. (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)
Bilangan Penyabunan : 188 sampai 196. (Farmakope Indonesia III, 1979. Halm : 452)
Penyimpanan               : Minyak Kacang tanah harus disimpan dalam wadah baik kedap udara, lightresistant,. Pada suhu tidak melebihi 40°C . Materi yang ditujukan untuk digunakan dalam bentuk sediaan parenteral harus disimpan dalam wadah kaca. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)
Incompatibilitas          : Minyak kacang tanah mungkin disaponifikasi oleh hidroksida alkali. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm : 505)


II.                FORMULA
Testosterone Propionat           11,9 mg
Oleum Arachidis


III.             PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
1.      Perhitungan
1)      C testosterone propionat diperoleh dari perhitungan :
C         =  x C Testosteron
                  =  x 10 % = 11,9 %

2)      Perhitungan Volume Produksi
Vial     = n.c + 6 mL
            = 1.10 + 6 mL
            = 16 mL

2.      Penimbangan
Bahan
Satuan Dasar
Volume Produksi
1 mL
16 mL
Testosteron Propionat
11,9 mg
190,4 mg


IV.             PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 01 Juni  2011 dibuat sediaan injeksi dengan menggunakan Testosteron Propionat sebagai zat berkhasiatnya. Adapun formulanya, yaitu :
Testosterone Propionat                       11,9     mg
Oleum Arachidis                     add      16        mL

Pemilihan testosterone propionat sebagai zat aktif ini karena testosterone propionate walaupun tidak dapat larut air tetapi dapat larut dalam minyak nabati sehingga dapad dibuat dalam bentuk sediaan injeksi intramuskular. Berbeda dengan testosterone propionate, testosterone tidak dapat larut air, alkohol, maupun minyak nabati. Dilihat dari kelarutannya maka untuk membuat sediaan testosteron dapat dibuat sediaan oral tetapi hambatannya adalah tidak dapat diberikan secara oral karena oleh bakteri usus gugus 17ß-hidroksi akan dioksidasi menjadi 17ß-keto yang tidak aktif. Selain itu testosteron mempuyai waktu paruh pendek karena dapat cepat diserap dalam saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik. Karena hal ini maka menggunakan derivat testosteron, yaitu testosterone propionate yang mempunyai awal kerja cepat dan masa kerja yang lebih pendek dibanding derivat-derivat testosteron lain.
Injeksi testosterone memiliki konsentrasi 10mg/mL yang bertujuan untuk memenuhi kekurangan tubuh terhadap hormone testosterone. Berdasarkan literatur, testosteron memiliki pH stabil antara 4-7,5. pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 dan disebut isohidri. Karena tidak semua bahan obat steril pada pH cairan tubuh, pH harus berada di antara rentang 4-7,5 bertujuan untuk mencegah terjadinya rangsangan/rasa sakit pada saat disuntikkan. Jika pH >9 dapat menyebabkan nekrosis jaringan (jaringan menjadi mati), sedangkan jika pH <3 adanya="adanya" dalam="dalam" dan="dan" disuntikkan.="disuntikkan." ditambahkan="ditambahkan" i="i" ini="ini" intramuskular="intramuskular" itu="itu" karena="karena" kestabilan="kestabilan" lebar="lebar" maka="maka" masuk="masuk" menimbulkan="menimbulkan" merupakan="merupakan" pada="pada" pendapar.="pendapar." pengawet="pengawet" perlu="perlu" ph="ph" phnya="phnya" rasa="rasa" rentang="rentang" saat="saat" sakit="sakit" sediaan="sediaan" selain="selain" style="mso-bidi-font-style: normal;" tambahan="tambahan" testosterone="testosterone" tidak="tidak" tubuh="tubuh">single dose
.
Dalam sediaan injeksi intramuskular ini tidak perlu adanya tambahan zat pengisotonis karena sediaan ini dalam bentuk larutan minyak yang tidak memiliki titik beku. Karena bentuknya yang merupakan larutan minyak maka pemberiannya intramuskular karena apabila intravena maka akan terjadi penimbunan yang akhirnya pembuluh darah bisa menjadi tersumbat.
Dari sediaan yang telah di buat pada praktikum kali ini, kita membuat injeksi testosteron yang tanpa menggunakan bahan tambahan lain selain pelarut sediaan,  pelarut non air atau sediaan injeksi pembawa minyak dan zat aktif testosterone sangat larut baik dalam minyak nabati, minyak nabati yang dipilih harus memenuhi persyaratan oleum pro injection. Persyaratan oleum pro injection, diantaranya:
1.      Harus jernih pada suhu 100.
2.      Pemeriaan, syarat kelarutan, sisa pemijaran, minyak mineral, minyak harsa, senyawa belerang, logam, memenuhi syarat yang tertera pada olea pinguia.
3.      Bilangan asam tidak kurang dari 0,2 dan tidak lebih dari 0,9
4.      Bilangan iodium tidak kurang dari 79 dan ridak lebih dari 128.
5.      Bilangan penyabunan tidak kurang dari 185 dan tidak lebih dari 200
Dalam sediaan ini pemilihan pelarutnya adalah oleum arachidis. Hal ini karena Oleum arachidis memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai oleum pro injection yang disebutkan sebelumnya. Oleum Arachidis memiliki bilangan asam tidak lebih dari 0,5, bilangan iodine 85 sampai 105, dan bilangan penyabunan 188 sampai 196.  Sebelum sediaan dimasukan kedalam vial, terlebih dahulu harus dilakukan proses penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan kain kasa, filtrasi ini dilakukan dengan tujuan agar sediaan yang berada didalam ampul tidak mengandung partikel kasar setelah proses filtrasi.
Vial yang telah berisi sediaan kemudian ditutup sementara dan dimasukan kedalam oven selama 1jam dengan suhu 1500C. kemudian setelah itu vial ditutup dengan penutup karet secara aseptik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran kuman hingga seminimal mungkin.
Pemilihan ini berdasarkan bahan-bahan dalam formula ini terutama zat aktif yang bersifat stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi menggunakan sterilisasi panas kering karena apabila menggunakan autoklaf maka kemungkinan akan ada uap air yang masuk dalam sediaan. Kemungkinan ini dapat menurunkan stabilitas atau merusak sediaan yang dibuat. Sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam wadah kemudian di tutup kedap, atau penutupan ini dapat bersifat sementara untuk mencegah pencemaran. Wadah yang tertutup sementara kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik. Wadah yang digunakan adalah vial kaca bening. Hal ini salah karena sediaan ini harus terlindungi dari cahaya untuk menghindari kerusakan sediaan oleh cahaya dengan adanya proses oksidasi. Seharusnya wadah yang digunakan adalah vial berwarna coklat karena testosterone propionat inkompatibilitasnya terhadap senyawa oksidator atau dapat teroksidasi terhadap cahaya.












V.                LAMPIRAN

1)                  Aspek Farmakologi
Indikasi                 : Defisiensi androgen (hipogonadisme,hipogonadotropin), Keterlambatan pubertas pada pria, kanker payudara (karsinomamae).
Kontraindikasi      : Karsinoma prostat.
Efek Farmakologi : Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesa dalam testis, ovarium dan ginjal. Sel-sel leydig (sel-sel interstitium) dari testes distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sebanyak 2,5-11 mg/hari. Sintesa testosteron diregulasi oleh FSH dan LH dari hipofisis, yang juga menstimulasi pertumbuhan testes dan pembentukan sel-sel mani (spermatogenesis). LH bereaksi dengan sel-sel leydig dengan efek peningkatan produksi C-AMP yang berakibat dimulai reaksi enzimatis: asetat" kolesteron " testosteron
Dosis dan cara pemberian : 10 mg/hari secara IM.
Efek samping        : Maskulinasi terjadi pada perempuan, feminisasi terjadi pada pria, penghambatan spermatogenesis, hiperplasia prostat (pada laki-laki usia lanjut merangsang pembesaran prostat), gangguan pertumbuhan, udemi ikterus (hepatitis kolestatik), hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan penderita karsinoma payudara yang diobati dengan androgen.
Interaksi obat        : Zat androgen meningkatkan efek antikoagulan (kumarin idandion) sehingga perlu penerunan dosis antikoagulan untuk mencegah pendarahan, metandrostenolon menaikan efektifitas dan efek toksik kortikosteroid. Anabolik steroid dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus sehingga kebutuhan akan obat antidiabetik menurun.


2)                  Etiket
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


K
 


Jl. Soekarno Hatta 354 Parakan Resik
No Batch : 0505111
                                                                         Nama Dagang : Testoron
                                                                         Vial 10 mL
                                                                         Injeksi Intramuskular

Mengandung                          Testosteron         10 mg/mL

Exp. Date : Mei 2013
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
KOCOK DAHULU










3)                  Brosur


Diproduksi oleh:
Ӂ                                                  
       FITO Farma
       Bandung-Indonesia

TESTORON
Testosteron
Injeksi intramuscular

Komposisi:
Tiap ml mengandung:
Testosteron.................             10 mg

Indikasi:
Defisiensi androgen (hipogonadisme,hipogonadotropin), Keterlambatan pubertas pada pria, kanker payudara (karsinomamae).

Kontraindikasi:
Karsinoma prostat.

Farmakologi:
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesa dalam testis, ovarium dan ginjal. Sel-sel leydig (sel-sel interstitium) dari testes distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sebanyak 2,5-11 mg/hari. Sintesa testosteron diregulasi oleh FSH dan LH dari hipofisis, yang juga menstimulasi pertumbuhan testes dan pembentukan sel-sel mani (spermatogenesis). LH bereaksi dengan sel-sel leydig dengan efek peningkatan produksi C-AMP yang berakibat dimulai reaksi enzimatis: asetat" kolesteron " testosteron

Dosis dan cara pemberian:
10 mg/hari secara IM.

Aturan pakai:
Hipogonadisme dan keterlambatan pubertas pada laki-laki 50-400 mg setiap 2-4 minggu. Kanker payudara 200-400 mg setiap 2-4 minggu.

Efek samping:
Maskulinasi terjadi pada perempuan, feminisasi terjadi pada pria, penghambatan spermatogenesis, hiperplasia prostat (pada laki-laki usia lanjut merangsang pembesaran prostat), gangguan pertumbuhan, udemi ikterus (hepatitis kolestatik), hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan penderita karsinoma payudara yang diobati dengan androgen..

Interaksi obat:
Zat androgen meningkatkan efek antikoagulan (kumarin idandion) sehingga perlu penerunan dosis antikoagulan untuk mencegah pendarahan, metandrostenolon menaikan efektifitas dan efek toksik kortikosteroid. Anabolik steroid dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus sehingga kebutuhan akan obat antidiabetik menurun.

Perhatian:
Apabila terbentuk kristal dapat dilakukan pengocokan vial sehingga kristal dapat larut kembali.

Penyimpanan:
Simpan ditempat sejuk dan kering pada suhu 20°-25°C dan terlindung dari cahaya.

Kemasan:
Dus, 1Vial Berisi 10 ml.


No Reg     :DKL 1110011133A1
No Batch  :0505111
Exp Date  :Mei 2013



































 
 






























4)                  Kemasan




 




























VI.             DAFTAR PUSTAKA


British Pharmacopeia Commission . 2009. British Pharmacopeia. Vol 1. The Stationery Office, London
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Council of Europe. 2005. European  Pharmacopeia Fifth Edition. Council Of Europe, Strasbourg
Reynolds, James E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoiea. Twenty-Eigth Edition. Pharmaceutical Press : London.
Rowe, Raymond. C, Sheskey, Paul J, and Owen Sian C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Fifth edition. Pharmaceutical Press : London.












2 komentar:

  1. Hi there, I check your blogs on a regular basis.
    Your writing style is awesome, keep it up!
    my website > Weight Loss

    BalasHapus